Rabu, 11 Desember 2013

When You Leave Us..


7 tahun telah berlalu...

Di bawah langit yang mendung, ku menatap nama yang terukir pada batu nisan. Terukir nama ayahku lengkap dengan tanggal lahir dan tanggal kematiannya. Ayahku meninggal karena serangan jantung, itu yang dikatakan oleh dokter. Menurut orang awam, ayahku terkena penyakit angin duduk. Yah, jika dikaitkan dengan serangan jantung, angin duduk memang menyerang jantung.
Sejak kepergiannya, keluargaku semakin kacau. Aku semakin menyalahkan diriku sebagai penyebab kematian ayahku.

7 tahun yang lalu..

Saat itu, siang hari ketika aku pulang dari sekolah. Aku melihat ayah sedang muntah-muntah di teras rumah. Segera aku menghampirinya.
                “Bapak kenapa? Kok muntah-muntah?”, tanyaku panik
                “uhuk uhuk, hueeek”, bapak terus muntah sambil memegang tempat sampah yang
      menampung muntahnya itu.
                “ibu dimana? Kok ngga ada orang?”, aku melihat keadaan rumah yang sepi
                “ibu sedang ke tempat bibi Sany”, kata ayah disela-sela muntahnya

 Aku segera ganti baju dan pergi ke rumah bibi Sany, rumahnya tidak terlalu jauh dari rumahku. Tadinya aku mau jalan kaki ke rumah bibi, tapi akhirnya aku memutuskan untuk naik angkot. Teringat kalau bibi Sany sedang sakit, penyakit mag-nya kambuh lumayan parah. Ibu pergi kesana untuk merawat dan memberikan kunyit kental untuk diminum oleh bibi. Sesampainya aku di depan rumah bibi, ternyata ibu sedang ada di depan pagar berpamitan untuk pulang. Ibu kaget melihat aku yang datang menyusulnya. Aku menceritakan kondisi ayah, segera kami pun pulang ke rumah.

Sesampainya dirumah, ayah sudah tidak muntah-muntah. Dia sedang duduk dibangku teras rumah. Ibu menanyakan keadaan ayah dan mengurusi ayah. Karena udah ada ibu, aku pun mulai tenang dan melakukan aktifitasku. Malam hari, kami menonton tv bersama. Kami bercanda bersama, ayah yang mulai jahil dan tertawa seolah lupa kalau tadi dia habis muntah-muntah. Saat itu aku terasa sangat lelah, aku pun mulai pergi ke kamar untuk tidur lebih dulu dari yang lain. Saat aku masuk ke kamar, aku mendengar suara kakak yang baru pulang dari bekerja. ayah yang tadinya duduk di dalam rumah, kini pindah duduk di bangku teras. Rumahku sangat kecil 5m x 9m, hanya ada 4 ruang : ruang tamu, ruang dapur dan 2 kamar tidur. Aku sekamar dengan kakakku, sementara abangku tidur di ruang tamu, ayah dan ibu dikamar lainnya. Dinding kamarku tembus langsung ke teras, jadi aku bisa mendengar atau melihat keadaan di depan rumah dengan sangat jelas.
Didalam kamar aku mulai berdoa rutinitas sebelum tidur. Doaku sama seperti doa dimalam-malam sebelumnya, namun ada doa yang aku panjatkan malam ini. Aku berdoa untuk ayahku, aku tidak tahu apa yang sedang diderita olehnya. Aku berdoa untuk kesehatannya,
                “Ya Tuhan, berkatilah ayah saya. Tadi dia muntah-muntah, saya ngga tahu kenapa dia
      muntah-muntah seperti itu. Saya meminta kesembuhan untuk ayah saya. Berikanlah yang
      terbaik bagiMu, ya Tuhan.”

Ketika aku memanjatkan doaku itu, aku mendengar suara aneh seperti suara orang sedang mendengkur. Aku berhenti sejenak masih di dalam doa, aku mencoba untuk mendengarkan lebih jelas lagi. Suara itu semakin kencang,
                “Eh, ayah kenapa?!” kata kakakku yang terdengar nada suara yang kaget.
                “Ibu, ibu, ayah kenapa?!” suara kakak membuatku tersentak membuka mata.

Aku langsung keluar kamar secepat kilat. Di teras aku melihat punggung ibu dan kakak yang sedang menghadap ke arah ayah. Aku tidak bisa melihat ayah saat itu. Tiba-tiba ibu menyuruhku untuk memanggil pamanku yang rumahnya tidak jauh dari rumahku. Segera aku lari menuju rumah pamanku itu. Sepanjang aku berlari, pikiranku mulai berkecamuk rasanya ingin menangis. Mataku mulai berkaca-kaca. Sesampai di depan rumah paman, aku segera membuka gerbang dan langsung masuk ke dalam rumah paman lewat pintu samping. Aku melihat paman dan beserta orang-orang yang ada di dalam rumah itu – aku tidak memperhatikan wajah siapa aja yang ada disana- mendadak kaget melihat aku yang tersenggal-sengal datang malam-malam. Dengan langkah goyah aku menghampiri paman.
                “a-ayah..a..yah..” kataku lirih. Jantungku berdegup dengan kencang.
                “kenapa ayah, Ta?” tanya paman cemas
                “ngga tau..ngga tau ayah kenapa..” aku tidak tahu harus berkata apa
                “ayo kerumah sekarang!” kataku langsung pergi dari rumah itu

Aku bersama dengan paman dan bersama yang lain entah siapa saja, pergi ke rumahku. Sesampai di depan rumah aku melihat tetangga ramai di gang, sementara di rumah hanya ada kakak. Ternyata ayah sudah digotong oleh tetangga untuk dibawa ke rumah sakit. Terlihat paman sedang menelepon. Lima belas menit kemudian aku dan kakak menyusul ke rumah sakit bersama dengan paman dan yang lainnya (aku masih belum memperhatikan siapa saja yang dari tadi bersama dengan paman).
Di rumah sakit, aku dan kakak langsung masuk ke ruang Emergency. Aku menghampiri ruangan Emergency yang penuh dengan alat-alat dan juga dokter. Dari jauh aku melihat ayah berbaring di atas kasur menggunakan oksigen, disampingnya ada ibu yang sedang berdiri menangis dan berteriak-teriak, sementara itu aku melihat dokter memegang alat pengejut jantung. Digesekan kedua alat pengejut jantung ditangannya, lalu ditempelkan ke tubuh ayah, tubuh ayah terguncang. Dilakukan adegan itu berkali-kali, aku melihat garis yang berjalan di alat deteksi denyut nadi bergerak tidak stabil. Kakak yang tidak sanggup melihat adegan itu dia pergi kebelakang ruangan, aku pun mengikutinya. Kami duduk ditangga, entah ruangan apa ini. Kakak mulai menangis, dia menutup matanya dengan kedua tangannya. Aku terdiam, pikiranku sangat kosong saat ini. Suasana hati terasa tidak enak ditambah dengan kehadiran dokter yang masuk ke tempat kami.
                “Ayah kalian terserang penyakit jantung”, kata dokter itu sambil menyerahkan kertas
                 kepadaku.
                “maaf ayah kalian tidak bisa kami selamatkan”, kata dokter itu lagi sambil pergi
      meninggalkan ruangan.

AYAAHH!! Teriakku dalam hati. Kakiku terasa sangat lemas, dadaku terasa sangat sesak. Aku bersandar ke tangga, akhirnya tangisku pun mulai meledak.

Setelah menangis sejadi-jadinya, aku masuk ke dalam ruangan tempat ayah berbaring. Aku melihat sudah banyak orang yang berkumpul, kebanyakan orang-orang gereja. Aku menghampiri ayah yang berbaring tak berdaya di atas tempat tidur. Wajahnya yang pucat, seolah meyakinkan kalau ayah sudah tidak bernyawa. Aku meraba tubuhnya, memegang tangannya dan memeluk tubuhnya. Aku menutup mata dan menangis dalam diam.
Ayah..jangan pergi..jangan tinggalkan keluarga ini..jangan tinggalkan aku..aku masih membutuhkan ayah..keluarga ini sangat membutuhkan ayah...jangan tinggalkan ibu sendiri... ayah..maafkan aku..jangan pergi..

Aku membuka mata dan melepaskan pelukanku. Aku menatap wajah ayah, melihat mata ayah yang belum tertutup. Aku meraba wajahnya dari ujung kepala sampai dagu, supaya menutup matanya. Tapi mata ayah sama sekali tidak bisa tertutup. Tiba-tiba aku mendengar suara kakak yang kesal sambil memegang hp.
                “Teleponnya ngga diangkat-angkat! Tu orang kemana sih?! Ngga tahu apa ayahnya udah
       meninggal?!”, kata kakak kesal sambil terus mencoba menelpon.

Aku baru sadar kalau abang tidak ada, pantas mata ayah belum bisa tertutup. Ternyata ayah masih menunggu kedatangan abang. Aku keluar dari tempat ayah berbaring. Sepanjang jalan aku keluar, banyak orang yang mengucapkan belasungkawa. Aku tidak terlalu memperhatikannya dan terus berjalan ke ruang tunggu. Aku duduk terdiam. Aku melihat saudara-sadara yang mulai datang satu persatu lewat pintu yang ada di sebelah kiriku. Aku bersandar, menutup mata memikirkan apa yang sedang terjadi saat ini. Tak lama, aku mendengar suara begitu ramai di dalam ruangan. Aku berdiri dan melihat dari jauh, ternyata abang sudah datang. Aku melihat mata ayah sudah tertutup.

Abang keluar dan menuju ruang tunggu, tiba-tiba dari belakang kakak menarik tangan abang menuju pojok ruang tunggu. Aku melihat mereka berdua, terutama ke kakak yang sedang terlihat sangat kesal. Aku melihat kakak penuh emosi, dia memaki-maki abang. Orang-orang memperhatikan mereka berdua, bibi pun datang untuk melerai mereka. Aku hanya bisa duduk terdiam melihat mereka berdua. Dalam hatiku aku menyalahkan diriku sendiri.

Di tahun ini tidak hanya ayah yang telah pergi, kakek dan nenek telah meninggal di bulan Februari lalu. Kakek meninggal terlebih dahulu, karena sakit prostat yang dideritanya. Kasus kakek sama seperti ayah. Kakek meninggal disaat saya sedang berdoa dan telah mengucapkan doa untuk kesembuhan kakek. Sementara nenek meninggal seminggu setelah kakek.

Ini semua salah saya.. Saya yang membuat ayah meninggal! Semua karena doa saya!!
Seharusya bukan ayah yang pergi, seharusnya saya yang pergi....



Akhir-akhir ini aku sering pergi berziarah ke tempat ayah. Ketika aku sedang sedih, kacau dan merasa hancur, aku selalu pergi ke pemakaman ayah. Di pemakaman aku membersihkan dan merapihkan rumput-rumput yang sudah mulai terlihat lebat, itu jika pembersih makam tidak datang untuk membersihkannya. Selain itu aku juga menceritakan semua yang terjadi akhir-akhir ini tentang keadaan di rumah dan keadaan keluarga. Setiap aku pulang ziarah, suasana hatiku membaik seolah aku mendapatkan energi yang baru dari ayah.

Saat ini saya sudah memasuki semester 6, semester yang sangat berat karena keadaan kampus dan rumah yang semakin kacau. Keadaan kampus sangat kacau, dikarenakan Kaprodi (Kepala Prodi) atau yang lebih dikenal dengan Kajur (Kepala Jurusan) yang sangat menyebalkan. Beliau selalu melakukan hal suka-sukanya. Yang beliau pikirkan hanya misi terselubungnya dan dirinya sendiri, tanpa memikirkan keadaan mahasiswanya. Aku sangat benci dengan dia sejak di semester 2, saat itu beliau belum menjadi Kaprodi. Kakak angkatanku di 2008 yang seharusnya sudah lulus dan kakak angkatan 2009 yang seharusnya sudah siap untuk kelulusannya di semester depan, semuanya kandas hanya karena Kaprodi yang sangat hebat itu. Dosen yang ada di kampus pun bukan lagi dosen yang berkompeten, sisanya hanya orang yang jadi pengikut beliau saja! Terasa sekali satu per satu dosen yang sangat aku senangi dan memang hebat dalam bidangnya, pergi meninggalkan kampus terutama jurusanku.

Selain keadaan di kampus, keadaan di rumah tak kalah menyakitka. Tingkah abang yang semakin berulah yang membuat aku dan kakak sangat kesal sekali kepadanya. Sampai pada akhirnya terjadilah keributan yang luar biasa dengan adegan kekerasann fisik, sampai-sampai tetangga pun ikut melerai pertikaian kami. Aku bersyukur memiliki tubuh yang besar dan memiliki bidang badan yang lebar. Mungkin diluar sana aku sering diejek-ejek karena memiliki bobot badan yang  tidak ideal. Tapi untuk saat ini aku sangat bersyukur sekali. Dengan tubuhku yang kuat ini, aku mampu menghadang abang yang mulai mendorong ibu dan kakak. Tubuh ibu dan kakak yang kecil dengan mudahnya terjungkal di bodi oleh abang, aku pun ngga kalah membalas dorongan ke tubuhnya. Aku sama sekali tidak pernah takut untuk menghadapi dia, walaupun badan dia sebesar gorila. Seandainya dia melakukan tinjuan atau pukulan, tidak segan-segan aku mengambil benda tajam yang ada didekatku untuk ku tusuk atau kurobekkan wajahnya. Untung tetangga datang melerai dan menarik abang keluar. Aku mulai memaki-makinya sampai aku hilang kendali. Aku sangat senang jika melakukan keributan. Berteriak memaki dan memukul apa saja yang ada didekatku adalah kesukaanku, karena disaat itu aku memiliki power yang lebih untuk melakukan tindak kriminal.

Sejak keributan itu, kakak memutuskan untuk ngekost dan tidak lagi tinggal dirumah. Aku kesal bukan main, padahal dari dulu aku yang duluan bilang untuk ngekos jika udah masuk semester besar. Entah kenapa orang-orang dirumah begitu egois, tidak pernah ada yang perduli dengan kondisiku. Akhirnya kakak pun ngekost, ibu yang sudah kehabisan cara untuk menghentikan kakak pun mulai putus asa. Dimulailah hari-hari tanpa kakak yang tinggal dirumah, ibu mulai uring-uringan yang dikerjakan hanyalah bermain games yang ada di hp nya.

Setiap hari, pagi-siang-sore-malam yang dilakukan ibu hanyalah bermain games yang ada di hp nya. Setiap hari aku selalu makan diluar rumah, karena ibu tidak memasak. Aku tidak habis pikir, ternyata memang benar kalau anak yang dianggap ada di rumah ini hanya kakak saja. Saat kakak masih tinggal dirumah, ibu selalu memasak atau memperdulikan sarapan pagi untuk kakak. Ketika kakak libur, ibu tidak membuat sarapan sementara aku masih saja tetap pergi pagi untuk kuliah. Dari dulu sampai sekarang, aku mulai terbiasa tidak sarapan pagi. Dan sekarang jadi lebih terlihat lagi. Tidak ada kakak dirumah, berarti tidak ada makanan yang dimasak, hanya ada indomie yang harus aku masak sendiri setiap harinya.

Tak lupa dengan sikap luar biasa menyebalkan, abang melakukan hal suka-sukanya. Meninggalkan piring dan gelas kotor habis dipakai di atas meja, mengotori rumah tanpa peduli membersihkannya. Sungguh-sungguh menjadi tuan rumah yang menganggap punya pembatu dirumahnya. Emosiku tidak tertahankan jika melihat ulahnya setiap hari seperti itu.

Dikampus... Dirumah.. semuanya sama saja!

Aku mulai capek dengan kondisi diriku. Aku muak dengan keadaan di kampus, aku muak dengan keadaan di rumah. Rasanya aku ingin mati! Seharusnya bukan ayah yang pergi.. tapi saya yang harusnya mati! Ayah masih sangat dibutuhkan di rumah ini. Sementara saya hanya bisa menyusahkan saja!

Aku tidak tahan dikampus, aku pun mulai bolos dan memang berniat untuk menghentikan perkuliahanku. Sudah hampir 3 bulan aku tidak mengikuti perkuliahan. Aku pergi pagi dari rumah dan pulang malam sampai dirumah. Yup! Rumah bukan lagi tempat yang nyaman buatku, rumah seperti neraka buatku! Aku lebih suka berada di rumah malam hari, karena sampai rumah aku bisa langsung tidur, dan kembali pergi dari rumah pagi-pagi. Selama 3 bulan itu aku pergi kemanapun yang aku mau. Aku lebih sering menghabiskan waktu di pondok kelapa, jalan-jalan ke mall, ke gramedia, dan bermain games di Fun World. Aku pergi sendiri, kadang aku pergi bersama dengan temanku.

Aku merasa senang karena tidak memikirkan beban di otakku. Namun setelah 3 bulan berlalu, aku mulai capek juga kalau tiap hari kaya gini terus. Aku sudah tidak berminat untuk kuliah, aku ingin sekali bekerja. Sejak kakak tidak tinggal dirumah, keadaan ekonomi rumah semakin kacau. Kontrakan tidak ada yang membayarnya lagi, sementara gajiku dari gereja tidak cukup. Dulu aku dan kakak sudah melakukan perundingan dengan ibu. Aku dan kakak ngekost di jakarta, sementara ibu tinggal di Sumatera bersama dengan kakaknya. Tapi ibu tidak mau, dia memikirkan anak laki-lakinya harus tinggal dengan siapa. Ibu tidak pernah mendukung kalau kami pergi meninggalkan anak laki-laki semata wayangnya itu. Aku kesal, laki-laki pengganti ayah seharusnya bisa membawa kami dan menafkahi kami. Tapi ini tidak, malah menyebalkan dan menyusahkan saja!

Aku jadi teringat dengan kata-katanya di saat hari kematian ayah. Dia bilang akan menjadi pengganti ayah dan menolak bantuan dari saudara-saudara. Dengan pedenya dia bilang mampu untuk menghidupkan keluarga. Selain dia, aku juga kesal dengan saudara-saudara terutama adik-adik dari ayah yang bilang akan membantu keluarga, khususnya untuk menyekolahkan aku sampai lulus kuliah. Nyatanya sampai detik ini aku tidak menerima bantuan itu. Untung saja saat aku SMA aku mendapatkan bantuan dana dari pemerintah yang aku minta dari wali kelasku. Dan untuk kuliah ini aku mendapatkan beasiswa penuh sampai lulus kalau nilai ipk ku minimal 3. Yaahh.. seperti itulah. Aku juga tidak akan mau meminta bantuan mereka. Lebih baik aku mati ketimbang menjadi pengemis meminta-minta kepada mereka yang selalu memandang remeh kepada keluarga ayah.

Jumat, 22 November 2013

Aku Bertanya pada Tuhan

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak kaya… Lalu Dia menunjukkan seorang pria dengan banyak harta, tetapi hidup kesepian, dan tidak memiliki siapapun untuk berbagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak cantik… Lalu Dia menunjukkan seorang wanita dengan kecantikan yang melebihi lainnya, tetapi memiliki karakter yang buruk.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa Ia membiarkan aku menjadi tua… Lalu Dia menunjukkan seorang anak laki-laki berusia 16 tahun sedang terbujur kaku, meninggal karena kecelakaan mobil.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak memiliki rumah besar… Lalu Dia menunjukkan sebuah keluarga yang beranggotakan 6 orang, baru saja diusir dari rumah yang kecil sesak…dan terpaksa tinggal dijalanan.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku harus bekerja… Lalu Dia menunjukkan seorang pria, yang tidak bisa menemukan satu pekerjaan pun, karena tidak memiliki kesempatan untuk belajar membaca.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak menjadi orang terkenal… Lalu Dia menunjukkan seseorang yang memiliki banyak sahabat, tetapi semuanya pergi ketika orang itu tidak memiliki harta lagi.

Aku bertanya kepada Tuhan, mengapa aku tidak pintar… Lalu Dia menunjukkan seorang yang terlahir jenius, tetapi dipenjara karena menyalahgunakan kepintarannya untuk kejahatan.

Aku tahu sekarang betapa besar Ia mengasihiku… Dan itu cukup bagiku

Ijinkan aku menciummu bu.. Walau kini kau tak bersamaku....

Sewaktu masih kecil, aku sering merasa dijadikan pembantu olehnya. Ia selalu menyuruhku mengerjakan tugas-tugas seperti menyapu lantai dan mengepelnya setiap pagi dan sore. Setiap hari, aku 'dipaksa' membantunya memasak di pagi buta sebelum ayah dan adik-adikku bangun.

Bahkan sepulang sekolah, ia tak mengizinkanku bermain sebelum semua pekerjaan rumah dibereskan. Sehabis makan, aku pun harus mencucinya sendiri juga piring bekas masak dan makan yang lain. Tidak jarang aku merasa kesal dengan semua beban yang diberikannya hingga setiap kali mengerjakannya aku selalu bersungut-sungut.

Kini, setelah dewasa aku mengerti kenapa dulu ia melakukan itu semua. Karena aku juga akan menjadi seorang istri dari suamiku, ibu dari anak-anakku yang tidak akan pernah lepas dari semua pekerjaan masa kecilku dulu. Terima kasih ibu, karena engkau aku menjadi istri yang baik dari suamiku dan ibu yang dibanggakan oleh anak-anakku.

Saat pertama kali aku masuk sekolah di Taman Kanak-Kanak, ia yang mengantarku hingga masuk ke dalam kelas. Dengan sabar pula ia menunggu.

Sesekali kulihat dari jendela kelas, ia masih duduk di seberang sana. Aku tak peduli dengan setumpuk pekerjaannya di rumah, dengan rasa kantuk yang menderanya, atau terik, atau hujan. Juga rasa jenuh dan bosannya menunggu.

Yang penting aku senang ia menungguiku sampai bel berbunyi.

Kini, setelah aku besar, aku malah sering meninggalkannya, bermain bersama teman-teman, bepergian. Tak pernah aku menungguinya ketika ia sakit, ketika ia membutuhkan pertolonganku disaat tubuhnya melemah. Saat aku menjadi orang dewasa, aku meninggalkannya karena tuntutan rumah tangga.

Di usiaku yang menanjak remaja, aku sering merasa malu berjalan bersamanya.

Pakaian dan dandanannya yang kuanggap kuno jelas tak serasi dengan penampilanku yang trendi. Bahkan seringkali aku sengaja mendahuluinya berjalan satu-dua meter didepannya agar orang tak menyangka aku sedang bersamanya.

Padahal menurut cerita orang, sejak aku kecil ibu memang tak pernah memikirkan penampilannya, ia tak pernah membeli pakaian baru, apalagi perhiasan. Ia sisihkan semua untuk membelikanku pakaian yang bagus-bagus agar aku terlihat cantik, ia pakaikan juga perhiasan di tubuhku dari sisa uang belanja bulanannya. Padahal juga aku tahu, ia yang dengan penuh kesabaran, kelembutan dan kasih sayang mengajariku berjalan. Ia mengangkat tubuhku ketika aku terjatuh, membasuh luka di kaki dan mendekapku erat-erat saat aku menangis.

Selepas SMA, ketika aku mulai memasuki dunia baruku di perguruan tinggi. Aku semakin merasa jauh berbeda dengannya. Aku yang pintar, cerdas dan berwawasan seringkali menganggap ibu sebagai orang bodoh, tak berwawasan hingga tak mengerti apa-apa. Hingga kemudian komunikasi yang berlangsung antara aku dengannya hanya sebatas permintaan uang kuliah dan segala tuntutan keperluan kampus lainnya.

Usai wisuda sarjana, baru aku mengerti, ibu yang kuanggap bodoh, tak berwawasan dan tak mengerti apa-apa itu telah melahirkan anak cerdas yang mampu meraih gelar sarjananya. Meski Ibu bukan orang berpendidikan, tapi do'a di setiap sujudnya, pengorbanan dan cintanya jauh melebihi apa yang sudah kuraih. Tanpamu Ibu, aku tak akan pernah menjadi aku yang sekarang.

Pada hari pernikahanku, ia menggandengku menuju pelaminan. Ia tunjukkan bagaimana meneguhkan hati, memantapkan langkah menuju dunia baru itu. Sesaat kupandang senyumnya begitu menyejukkan, jauh lebih indah dari keindahan senyum suamiku. Usai akad nikah, ia langsung menciumku saat aku bersimpuh di kakinya. Saat itulah aku menyadari, ia juga yang pertama kali memberikan kecupan hangatnya ketika aku terlahir ke dunia ini.

Kini setelah aku sibuk dengan urusan rumah tanggaku, aku tak pernah lagi menjenguk nya atau menanyai kabarnya. Aku sangat ingin menjadi istri yang baik dan taat kepada suamiku hingga tak jarang aku membunuh kerinduanku pada Ibu. Sungguh, kini setelah aku mempunyai anak, aku baru tahu bahwa segala kiriman uangku setiap bulannya tak lebih berarti dibanding kehadiranku untukmu. Aku akan datang dan menciummu Ibu, meski tak sehangat cinta dan kasihmu kepadaku.

(by : Daniel Herianto Purba)

Warna Persahabatan


Di suatu masa warna-warna di dunia mulai bertengkar. Semua menganggap dirinyalah yang terbaik yang paling penting, yang paling bermanfaat dan yang paling disukai.

HIJAU berkata: “Jelas akulah yang terpenting. Aku adalah pertanda kehidupan dan harapan. Aku dipilih untuk mewarnai rerumputan, pepohonan dan dedaunan. Tanpa aku, semua hewan akan mati. Lihatlah ke pedesaan, aku ad
alah warna mayoritas…”

BIRU menginterupsi: “Kamu hanya berpikir tentang bumi, pertimbangkanlah langit dan samudra luas. Airlah yang menjadi dasar kehidupan dan awan mengambil kekuatan dari kedalaman lautan. Langit memberikan ruang dan kedamaian dan ketenangan. Tanpa kedamaian, kamu semua tidak akan menjadi apa-apa.”

KUNING cekikikan: “Kalian semua serius amat sih? Aku membawa tawa, kesenangan dan kehangatan bagi dunia. Matahari berwarna kuning, dan bintang-bintang berwarna kuning. Setiap kali kau melihat bunga matahari, seluruh dunia mulai tersenyum. Tanpa aku, dunia tidak ada kesenangan.”

ORANYE menyusul dengan meniupkan trompetnya: “Aku adalah warna kesehatan dan kekuatan. Aku jarang, tetapi aku berharga karena aku mengisi kebutuhan kehidupan manusia. Aku membawa vitamin-vitamin terpenting. Pikirkanlah wortel, labu, jeruk, mangga dan pepaya. Aku tidak ada dimana-mana setiap saat, tetapi aku mengisi langit saat fajar atau saat matahari terbenam. Keindahanku begitu menakjubkan hingga tak seorangpun dari kalian akan terbetik di pikiran orang.”

MERAH tidak bisa diam lebih lama dan berteriak: “Aku adalah Pemimpin kalian. Aku adalah darah-darah kehidupan! Aku adalah warna bahaya dan keberanian. Aku berani untuk bertempur demi suatu kausa. Aku membawa api ke dalam darah. Tanpa aku, bumi akan kosong laksana bulan. Aku adalah warna mawar, hasrat dan cinta.”

UNGU bangkit dan berdiri setinggi-tinggi nya ia mampu. Ia memang tinggi dan berbicara dengan keangkuhan. “Aku adalah warna kerajaan dan kekuasaan. Raja, Pemimpin dan para bangsawan memilih aku sebagai pertanda otoritas dan kebijaksanaan. Tidak seorangpun menentangku. Mereka mendengarkan dan menuruti kehendakku.”

Akhirnya NILA berbicara lebih pelan dari yang lainnya, namun dengan kekuatan niat yang sama: “Pikirkanlah tentang aku. Aku warna diam. Kalian jarang memperhatikan aku, namun tanpaku kalian semua menjadi dangkal. Aku merepresentasikan pemikiran dan refleksi, matahari terbenam dan kedalaman laut. Kalian membutuhkan aku untuk keseimbangan dan kontras, untuk doa dan ketentraman batin.”

Jadi, semua warna terus menyombongkan diri, masing-masing yakin akan superioritas dirinya.

Perdebatan mereka menjadi semakin keras. Tiba-tiba, sinar halilitar melintas membutakan. Guruh menggelegar. Hujan mulai turun tanpa ampun. Warna-warna bersedeku, bersama ketakutan, berdekatan satu sama lain mencari ketenangan.

Di tengah suara gemuruh, hujan berbicara: “HAI WARNA-WARNA, kalian bertengkar satu sama lain, masing-masing ingin mendominasi yang lain. Tidakkah kalian tahu bahwa kalian masing-masing diciptakan untuk tujuan khusus, unik dan berbeda? Berpegangan tanganlah dan mendekatlah kepadaku!”

Menuruti perintah, warna-warna berpegangan tangan mendekati hujan, yang kemudian berkata: “Mulai sekarang, setiap kali hujan mengguyur, masing-masing dari kalian akan membusurkan diri sepanjang langit bagai busur warna sebagai pengingat bahwa kalian semua dapat hidup bersama dalam kedamaian.”

Teman-teman yang terkasih, kita mengatahui bahwa segala perbedaan yang ada jika bisa dipersatukan dengan damai dan kasih, akan menciptakan keindahan tersendiri, tidak tercerai berai, dan tidak akan akan dendam atau iri dengki. Jikau kita bisa bersikap seperti cerita warna warni di atas, alangkah indahnya dunia ini, tak ada lagi perang, tak ada lagi pertikaian, tak ada lagi ri dan dengki, dan semua manusia yang tercipta dari Tuhan ini semua sama derajatnya, semua saling menghargai dan menghormati. Bukan dari orang lain yang harus memulai, tapi marilah kita pribadi mulai melaksanakan semua hal indah di atas. Semoga setiap hari kita bisa menjadi pribadi yang semakin baik dan bijak. Amin

Mengapa Wanita Menangis ?

Suatu hari, seorang pria berdoa dalam keadaan marah dan emosi. Ia sebal pada pasangannya yang seringkali menangis dan memanfaatkan air mata di setiap perdebatannya. Ia bosan. Sungguh bosan.

Tak mau terlibat dalam emosi yang negatif, iapun sujud dan berdoa, meminta pertolongan pada Tuhan.
"Tuhan, mengapa sih wanita sering menangis? Aku bosan dan jenuh melihat dan mendengarnya," keluh pria itu.

Jawab Tuhan kepadanya:

"Karena wanita itu unik. AKU menciptakannya tidak sama seperti kamu. Ia adalah makhluk yang istimewa.

KU kuatkan bahunya untuk menjaga anak- anakmu kelak

KU lembutkan hatinya untuk memberimu rasa aman

KU kuatkan rahimnya untuk menyimpan benih manusia

KU teguhkan pribadinya untuk terus berjuang saat yang lain menyerah

KU beri naluri untuk tetap menyayangi walau dikhianati dan disakiti oleh orang yang disayangi

KU hembuskan kasih sayang agar ia bisa mencurahimu dengan perhatian

KU buat matanya lentik karena ia akan menjadi jendela kedamaian

KU buat senyumnya merekah seperti mahkota bunga untuk membuatmu tetap mengingat indahnya dunia

KU buat tangannya terampil untuk menjagamu agar tak pernah kekurangan

Tapi jika suatu saat ia menangis...

Itu karena AKU memberikannya air mata untuk membasuh luka batin dan memberikan kekuatan yang baru. Bukanlah sebuah tanda kelemahan dan kekalahan."

Pria itupun tertegun sejenak. Diambilnya langkah bergegas, dipeluk dan diusapnya air mata di pipi orang yang dicintainya. "Aku akan membantumu menghapus luka batin itu..."

Lelaki hebat bukan lelaki yang memiliki harta dan ketampanan, tetapi lelaki yang bisa mengerti akan perasaan wanita yang dicintainya. ♥

(by : Daniel Herianto Purba)

Surat dari Ayah dan Ibu

Anakku...
Ketika aku sudah menjadi tua,aku berharap kamu mau mengerti,dan memiliki kesabaran untukku.saat aku memecahkan piring,atau menumpahkan sup di meja karena penglihatanku yg sudah berkurang,aku berharap kamu tidak membentakku.orang yg sudah tua lebih sensitif,selalu menyalahkan diri sendiri saat kamu membentaknya.ketika pendengaranku memburuk,dan aku tidak dapat mendengar apa yang kamu katakan,kuharap kamu tidak menyebutku tuli.tolong ulangi lagi apa yg kamu katakan,atau kamu bisa menuliskannya di kertas.aku minta maaf, anakku....aku sudah semakin tua,ketika lututku sudah mulai lemah,aku berharap kamu memiliki kesabaran untuk membantuku berdiri.seperti bagaimana aku biasa membantumu berdiri saat kamu masih kecil,belajar bagaimana caranya berjalan.tolong bertahanlah denganku,ketika aku terus mengulangi perkataanku seperti sebuah rekaman rusak,kuharap kamu akan tetap mau mendengarkanku.tolong jangan mengejek diriku,atau bosan mendengarkanku.ingatkah kamu saat kamu masih kecil dan kamu menginginkan sebuah balon?kamu terus merengek rengek sampai kamu mendapatkan yg kamu inginkan,juga tolong maafkan dengan bauku,aku tercium bau seperti orang tua.tolong jangan paksa aku untuk mandi,tubuhku sudah lemah.orang tua mudah sekali sakit saat kedinginan.ingatkah kamu saat kamu masih kecil?aku biasa mengejar2mu karena kamu tidak mau mandi.aku berharap kamu tetap sabar padaku,ketika aku selalu mengambek,itu semua adalah bagian dari proses menjadi tua.kamu akan mengerti saat kamu tua nanti.dan jika kamu memiliki waktu luang,kuharap kita bisa mengobrol2,walaupun hanya beberapa menit saja.aku selalu melakukan semuanya sendiri seumur hidupku,dan tidak memiliki seorangpun untuk kuajak bicara.aku tahu kamu sibuk dengan pekerjaanmu,bahkan jika kamu tidak tertarik dengan ceritaku,tolong sediakanlah sedikit waktu untukku.ingatkah kamu saat kamu masih kecil?aku biasa mendengarkan ceritamu tentang mainanmu.ketika waktunya nanti telah tiba,waktu saat aku sakit dan hanya bisa terbaring di tempat tidur.kuharap kamu mau bersabar untuk merawatku.AKU MINTA MAAF jika aku tiba2 membuat ranjang basah atau membuat kekacauan,aku harap kamu tetap sabar merawatku hingga saat2 terakhir hidupku.lagipula, aku tidak akan bisa hidup lebih lama lagi.ketika saat kematianku nanti tiba,kuharap kamu memegang erat tanganku,memberikanku kekuatan saat menjelang ajalku.dan jangan khawatir......saat akhirnya aku bertemu dengan sang pencipta,aku akan berbisik di telingaNYA,agar DIA memberkatimu,karena kamu mencintai IBUmu dan AYAHmu.terimakasih banyak atas perhatianmu,Kami mencintaimu.

Dengan penuh cinta,Ayah dan Ibu

(by : Daniel Herianto Purba)

Selasa, 19 November 2013

Nahkoda

Suatu saat aku sedang menikmati senja dalam perahu keselamatanku yang sedang berlabuh. Kulihat Tuhan di ruang pengemudi, Ia menatapku dan berkata, "Lepaskanlah tambatan tali itu, dan biarkan Aku membawa engkau ke seberang. Sebab bukan rancangan-Ku engkau tertambat disini.."

Gelisah dan kuatir aku menjawab, "Tuhan, bukankah lebih baik aku tetap di sini? Aku tidak akan melihat taufan dan badai dan aku dapat kembali ke darat kapan pun aku mau."
Dengan lembut, Ia memegang tanganku, menatap mataku dan berkata, "Jika engkau tidak mengalami taufan dan badai, engkau tidak akan pernah melihat bagaimana Aku mengatasi semua itu. Engkau juga tidak akan pernah melihat, bahwa Aku berkuasa atas semua itu."

Dalam pergumulanku, aku memandangi tali yang mengikat perahu.. Di tali itu, ku lihat ada rasa kuatir akan Kesehatan ,Keuangan, Pekerjaan, Kehidupan, dan Masa Depanku.
Dalam hatiku aku bertanya, "Tahukah Ia apa yang aku inginkan? Mengertikah Ia apa yang aku rindukan?"
Tuhan memelukku dan berkata lembut, "Memang tidak semuanya akan sesuai dengan apa yang kau inginkan, bahkan mungkin kebalikannya yang akan engkau dapatkan.. Tapi maukah kau percaya, bahwa rancangan-Ku adalah rancangan damai sejahtera, dan masa depanmu adalah masa depan yang penuh harapan?"

Ia memeluk dan menangis bersamaku.. Lalu dengan berat aku melepas tali perahuku.., ku lepaskan semua rasa kuatir itu dari hatiku.., ku taruh hak atas masa depanku di tangan-Nya, aku tidak tahu bagaimana nanti masa depanku, tapi aku percaya Ia sudah ada di sana..

Sambil menangis aku menatap-Nya dan berkata, "Jadilah nahkoda dalam hidupku dan marilah kita berlayar Bersama..".


Godspeed ..

(by : Oktaviany Sipayung)

75 Cara Menyelamatkan Bumi





Tanpa banyak bicarapun sebenarnya kita semua bisa ikut

mengambil bagian dalam upaya pelestarian lingkungan. Caranya :

  1. Jangan menggunakan listrik untuk penerangan atau peralatan kecuali jika anda benar-bnar sedang menggunakannya, jika tidak menggunakannya matikanlah !
  2. Menggunakan lampu luorescent (neon) yang hemat energi.
  3. Pergunakan penerangan, pembangkit listrik, unit-unit pemanas bertenaga surya.
  4. Manfaatkan lebih banyak penerangan cahaya alam.
  5. Pergunakan ventilasi yang struktural untuk penyejuk ruangan daripada menggunakan Air Condition (AC)
  6. Pergunakan air dingin, bukan air panas.
  7. Pastikan peralatan bertenaga listrik tetap efisien dan terawat dengan baik
  8. Pengendalian penerangan, alat pendingin udara secara otomatis, misal dengan alat sensor cahaya
  9. Pergunakan alat-alat pematul cahaya untuk menggantikan lampu penerangan.
  10. Pergunakan film pelapis kaca atau rayban untuk mengurangi panas matahari.
  11. anamlah tanaman sebanyak mungin di kebun anda untuk mengurangi karbondiosida.
  12. Jangan membakar apa saja, bahkan rokok.
  13. Lengkapi mobil atau motor anda dengan katalisator.
  14. Jika anda menghentikan kendaraan dalam waktu yang tidak lama, jangan matikan mesin kendaraan anda.
  15. Kurangi bawaan pada kendaraan anda untuk mengurangi beban, bahkan mengeluarkan sebatang pensil dari kendaraanpun akan membantu.
  16. Jangan membuang sesuatu yang dapat di daur ulang, seperti kaleng aluminium dan kertas. Simpan dan berikan pemulung untuk dijual kembali.
  17. Meminimalisir penggunaan styrofoam (gabus sintetik) untuk bungkus makanan.
  18. Lihat dan periksa kembali jika anda menggunakan aerosol, cat, AC, apakah mengandung khlorofluorokarbon (CFC).
  19. Jangan beli barang apapun yang langsung dibuang sesudah dipakai sekali, jika ada barang sejenis yang dapat dibeli sebagai investasi jangka panjang.
  20. Belilah produk yang anda sukai sehingga produk tersebut tidak perlu diganti sampai benar-benar rusak dan tidak dapat dipakai kembali.
  21. Cobalah untuk tidak memiliki barang yang hanya memiliki nilai estetika saja.
  22. Berhati-hati dengan barang plastik yang anda beli karena ada beberapa jenis plastik tidak dapat di daur ulang.
  23. Bawalah tas anda sendiri jika hendak berbelanja yang terbuat dari kain atau kanvas untuk mengurangi produk plastik.
  24. Katakan pada seseorang jika anda melihatnya membuang sampah secara sembarangan.
  25. Jangan sekali-sekali memotong tanaman atau menebang pohon karena tetumbuhan membantu menyelamatkan bumi.
  26. Sirami taman anda dengan air hujan, buat sistem tadah hujan.
  27. Pergunakan air sehemat mungkin untuk mencuci kendaraan dan menyiram kebun anda.
  28. Pisahkan sampah yang dapat di daur ulang dan tidak.
  29. Jangan membuang sampah kedalam saluran air, terusan air, sungai dan laut.
  30. Jangan gunakan bahan kimia terutama bahan detergen dan bahan pembersih yang mengandung phospat.
  31. Pakailah bahan pengganti zat kimia dalam rumah misal jus lemon dicampur dengan garam,cuka dan amoniak.
  32. Jangan menggunakan air lebih dari yang anda perlukan.
  33. Apabila mungkin, air di daur ulang.
  34. Jangan menggunakan air untuk membersihkan halaman jika dapat dibersihkan dengan sapu.
  35. Pastikanlah agar keran bekerja dengan baik dan pergunakan pancuran yang mengalir pelan.
  36. Periksa pembilas toilet berada dalam keadaan baik untuk menghindarkan pembilasan yang tidak perlu.
  37. Simpan air bekas dan mesin cuci pakaian untuk mencuci kendaraan anda.
  38. Biasakan meminum air dengan tidak menyisakan air dalam gelas.
  39. Jangan melakukan perjalanan, kecuali anda terpaksa melakukannya.
  40. Jangan melakukan perjalanan dengan kendaraan pribadi, kecuali jika anda memang terpaksa.
  41. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi kemacetan, karbon monoksida dan ongkos parkir.
  42. Pergunakan sepeda, jika jarak yang ditempuh relatif dekat.
  43. Pergunakan bahan bakar yang bebas timah (unleaded fuel)
  44. Pergunakan bahan bakar beroktan rendah.
  45. Mengkonversi mesin kendaraan anda untuk memakai gas alam yang dipadatkan.
  46. Merawat mesin dengan teratur.
  47. Pilih kendaraan yang menggunakan bahan bakar paling efisien.
  48. Jika hendak mencetak (nge-print) periksa setting print terlebih dahulu, pergunakan cetak draft untuk menghemat tinta.
  49. Pergunakan dibalik kertas yang telah terpakai untuk kebutuhan intern.
  50. Jangan pergunakan gambar-gambar yang yang tidak dibutuhkan dalam sebuah tulisan, karena gambar membutuhkan tinta yang lebih.
  51. Pilih jenis dan ukuran huruf yang standart.
  52. Jangan mempergunakan pupuk yang mengandung zat kimia atau penyalahgunaan pestisida.
  53. Pergunakan bahan kimia untuk tanaman herbisida dan fungisida seefisien mungkin.
  54. Mulailah menanam tanaman dengan teknik hidroponik (ditanam tanpa menggunakan tanah dan hanya memberi gizi secukupnya di dalam air.
  55. Untuk pedagang keliling, jangan menghidupkan alat-alat yang menimbulkan suara bising, kecuali untuk memberikan demonstrasi kepada konsumen.
  56. Menghindarkan musik pengiring ditempat-tempat publik.
  57. Jangan mengoperasikan peralatan pada jam-jam puncak istirahat.
  58. Hindari memperdengarkan musik bersuara keras, sehingga mengaburkan bunyi pengumuman yang penting.
  59. Pastikan bahwa peralatan benar-benar kedap suara dan diservis untuk memperkecil suara bising.
  60. Pakailah alat penutup telinga jika bekerja pada mesin yang bersuara bising.
  61. Pastkan agar produk yag menimbulkan suara mengeluarkan suara sekecil mungkin atau diisolasi.
  62. Gunakanlah alat-alat musik pada tingkat suara yang wajar dan tidak memekakkan telinga.
  63. Jangan menempel poster,atribut organisasi atau hal-hal yang berbau promosi di dinding atau tembok di area publik.
  64. Hindari pemasangan tanda penunjuk atau rambu lebih dari satu sehingga orang tidak dibingungan dengan rambu itu.
  65. Pasanglah reklame atau baliho pada tingkat kewajaran.
  66. Jangan bangun pabrik yang menimbulkan pencemaran di daerah pemukiman.
  67. Pastikan adanya prasarana yang memadai untuk pembuangan seluruh limbah.
  68. Meminimalisir tingkat asap beracun dan limbah cair yang rendah.
  69. Cari informasi dari pemerintah mengenai standar pencemaran udara dan air yang dapat diterima.
  70. Pergunakan bahan bakar yang paling sedikit menimbulkan pencemaran.
  71. Pergunakan teknologi pembersih atau anti pencemaran yang ada untuk menjaga agar prosesing pabrik anda menjadi bersih.
  72. Hindarkan pemakaian bahan-bahan beracun, kecuali jika hal tersebut sangat diperlukan sekali.
  73. Jangan menanam limbah beracun tanpa nasehat ahli.
  74. Jangan membuang limbah beracun di luar pabrik anda.
  75. Jangan membakar limbah industri di tempat terbuka. (Berbagai Sumber)


Apapun yang anda lakukan dan apapun yang anda beli, pikirkan apakah
anda merusak lingkungan kita?

(http://learningrevo lution.wordpress .com/2008/ 04/20/save- our-planet- 75-cara-menyelam atkan-bumi/)

Selalu berucap SYUKUR walau PAHIT terasa



Rasa syukur.. membuat hidup kita indah,
Rasa syukur membuat yang sedikit terasa cukup,
Rasa syukur mengubah apa yang kita miliki menjadi cukup dan berharga,
Rasa syukur mengubah masalah yang kita hadapi menjadi hikmah yang bernilai,

Rasa syukur mengubah makanan biasa terasa menjadi istimewa,
Rasa syukur dapat mengubah rumah yang sempit terasa lapang dan nyaman,
Rasa syukur mengubah kegagalan menjadi pelajaran berharga,
Rasa syukur mengubah kekeruhan susana menjadi kejernihan,

Rasa syukur membuat sesutu yang tidak enak menjadi enak,
Rasa syukur membuat sesuatu penolakan menjadi penerimaan,
Rasa syukur dapat mengubah rasa benci menjadi kasih sayang,
Rasa syukur membuat kedamaian di hati kita,
Rasa syukur menjadikan hari ini terasa damai,
Rasa syukur membuat masa lalu menjadi kenangan, masa depan adalah harapan,

Ternyata rahasia membuat hidup indah itu hanya rasa syukur dalam hati, Sudahkah teman teman bersyukur hari ini.....

Dilarang mengeluh, mengeluh hanya menyebabkan hidup dan pikiran terasa berat..
Nikmati RITME masalah yang di hadapi.. Ga ada masalah.. Ga Hidup... Ga ada masalah.. Ga belajar...
SO ENJOY AJA.... SUDAHKAH BERSYUKUR UNTUK HARI INI......

(by : Daniel Herianto Purba)

Wanita

Wanita,Tubuh dan cintamu terlalu berharga untuk kau berikan kepada sembarang pria, jagalah tubuhmu dan simpan cintamu untuk pria yang tepat dan berikan di waktu yang tepat pula.

Wanita,Engkau cantik dengan perhiasan dan make up yang tidak berlebihan karena perhiasan termahalmu adalah hati yang lemah lembut dan tentram, serta make-up mu yang terbaik adalah senyuman tulusmu.

Wanita,Airmatamu sangat istimewa jika kau membiarkannya mengalir ketika kau sedang berdoa untuk orang-orang yang melukaimu dan bukan karena kau memendam kekesalan pada mereka.

Wanita,Kau berharga bukan karena perkataan manusia,tetapi karena Tuhan menciptakanmu dengan sempurna, Tuhan sangat mengasihimu, dan itu sudah lebih dari cukup untuk membuatmu sadar.betapa berharganya dirimu.

Wanita,Jika kau mengalami kejadian yang menyakitkan di masa lalumu, jangan kau marah pada Tuhan.Namun dengarlah bahwa Dia.mengijinkan pahit yang kau rasakan agar kau mengalami kasih dan kesembuhan terlebih dahulu dan dapat membagikannya kepada mereka yang terluka sepertimu.

Wanita,Engkau dianugerahkan kekuatan untuk menanggung setiap persoalan dengan hati yang teguh,Engkau diberikan gelar terbaik di dunia dengan sebutan : Ibu,Engkau dilimpahi kasih yang besar untuk mengasihi orang-orang yang bahkan telah menyakitimu.

Wanita,Pakailah tanganmu yang hangat untuk memeluk setiap mereka yang ditolak oleh dunia,Pakailah kakimu untuk melangkah dari satu pintu ke pintu kehidupan setiap mereka yang membutuhkan pertolonganmu.

WanitaBukalah matamu lebar-lebar dan janganlah terus melihat ke belakang, tetapi lihatlah sekelilingmu bahwa banyak orang-orang lain yang memerlukan dukunganmu,Bukalah hatimu dan biarkan hatimu diperbaharui setiap hari oleh kasihNya.

Wanita,Hidupmu terlalu berharga untuk kau sia-siakan begitu saja. Ijinkan Tuhan memakai hidupmu untuk membukakan pintu berkat dan kemenangan bagi setiap mereka yang terpuruk dan terikat oleh belenggu si jahat.

Kuatkan dan teguhkanlah hatimu, wahai para Wanita kepunyaan Allah

(by : Daniel Herianto Purba)

Story....I and U

11 tahun yang lalu...ketika aku dan kau masih kecil, ank2 yg bgitu polos...

Saat itu, prtama kali'a ku mengenalmu dg sgt jelas.. Mengenal siapa dirimu, siapa orgtuamu, bgmn sifatmu...hanya butuh wktu singkat sja ku mulai akrab dgmu..

Bermain bersama,,tertawa karena ulahmu,,menangis karena kau jahili, tersenyum saat kau dikerjai, berlari main kejar-kejaran...dan selalu saja tempat yg mempertemukanmu itu adalah halaman rumah opungmu...
Sunggu indah dan cerianya masa-masa itu...

Itu semua hanya bertahan beberap tahun...
Kau pergi jauh bersama keluargamu entah kemana...tak ada kabar yang jelas tentang dirimu...

Hingga saatnya kuberanjak 5 tahun kedepan,,aku main ke rumah opungmu....begitu banyak saudara yang datang, tapi aku tak melihatmu dan keluargamu... Saat itu, mataku melayang ke arah halaman dalam rumah,,saksi bisu yang mengetahui semua kisah kita di masa kecil.. Kulihat sepupu-sepupu kecil bermain disana..sejenak aku menerawang, terasa degupan kencang di dada...

Sedih?? Tentu saja!

Berikutnya,,2 tahun pun brlalu..ada acara di rumah oom ku,,acara dimana mengundang keluarga besar kita..
Kusibuk bersama dengan sepupu-sepupuku, dan tanpa sengaja kumelihat orangtuamu datang..dengan sigap mataku mulai mencari-cari sosok dirimu yang masih kuingat di memory otakku...tapi, ku tak menemukan dirimu..

Sedih?? Tentu saja!

Saat kumulai berpikir kau tak ada,,ku melihat adikmu duduk jauh disana sangat akrab dengan anak laki-laki..berpikir dalam hati, adikmu adalah perwakilan dari dirimu..
Namun, hati ini terkejut saat melihat sosok laki-laki di sebelah adikmu... Aku masih tidak percaya dengan apa yang kulihat..dan orangtuamu meyakinkan ku dengan perkataan dari mulutnya yang memanggil namamu, dan kau pun menoleh padanya..
Itukah dirimu?? Sayangnya setelah bertahun-tahun akupun hanya bisa melihatmu dari kejauhan..

Kembali lagi semuanya seperti semula,,ku tak ingat dirimu sampai 3 tahun berlalu...
Hal yang sangat menyedihkan,,ketika ku tau opungmu telah tiada..
3 hari aku di rumah opungmu...
Hari pertama, ku datang dengan kesedihan, sungguh banyak kenangan yang ada di rumah opung bersama opungmu..namun, hati ini bertambah sedih ketika ku lihat sosok dirimu di depan mataku menangis.. Pilu hati ini walaupun melihat dari sela-sela orang.. Saat itu ku berharap dapat melihatmu terus..tapi hanya sekali itu saja kumelihatmu...wajah yang sedih, tak kulupakan...

Hari k2... Jujur,,aku berharap bisa bertemu dan mengobrol banyak denganmu...tak ada tanda-tanda kehadiranmu..hanya adikmu dan sepupu-sepupu yang kulihat.. Aku duduk di sudut ruangan dengan kakakku, mengobrol asik dengan oom sambil menatap kesemua arah di dalam ruangan itu..canda tawa kecil mulai beredar, di saat itu kau datang dan langsung duduk tak jauh dari tempatku..
Tanpa sadar aku menatap dirimu, dan kau pun menoleh ke arahku..lama menatap seperti orang berpikir, senyum simpul mulai terlihat di wajahmu..dan matamu seolah berbicara kalau kau mengenalku... Kau memulai memancing tawa yang ada di sekelilingmu dengan sesekali menoleh padaku berharap aku mulai bergabung.. Tapi, aku hanya diam..bingung harus bagaimana?! Hati ini bergejolak ingin berada di sebelahmu..namun ragaku tak bisa bergerak ke arahmu.. Aku hanya terus menatapmu yang terus saja melawak dan tersenyum padaku..sampai-sampai kau pindah duduk di depanku.. Dan akhirnya kakakku mengajak pindah tempat duduk, akupun manut saja karena bingungnya.. Terlihat wajah kekecewaan di wajahmu,,kaupun menatap tak enak pada diriku..dan kau langsung pergi keluar dan tak masuk ke dalam lagi..

Sedih?? Tentu saja!!

Betapa bodohnya diriku saat itu..kakakku pun menyadari kalau kau ingin dekat lagi denganku... Penyesalan datang menghantui otakku! Setiap kau lewat, berharap kau menoleh ke arahku dan duduk di dekatku lagi, dan saat itulah aku akan memulai menyapamu..sayangnya itu semua hanya imajinasiku.. Kesempatan emas akhirnya hilang... Hati ini kembali berdegup kencang setelah bertahun-tahun..

Hampir 2 tahun,,lagi-lagi aku tak mengingatmu dan tak bertemu denganmu...ingat padamu?? Sungguh aku sangat meingatmu..
Dan sampai akhirnya hari ini tiba, hari yang tak prnah terbayangkan oleh diriku...

Mengapa aku tak menyadari kalau kau ada di situ dari tadi? Mengapa di saat-saat terakhir kau muncul tiba-tiba di hadapanku...
Aku melihat adikmu yg berubah sangat drastis menjadi lebih oke darimu..namun tak terbersit dipikiranku untuk bertemu denganmu... Sampai saat aku menoleh ke belakang, ku melihat punggung sosok laki2 yg tengah asik di kerumunan anak-anak... Aku datang menghampiri untuk menemani sepupuku bermain... Sungguh terkejut hati ini ketika laki-laki itu menoleh begitu dekat denganku! Itu ternyata Kau!! Wajah sama-sama kaget saat menatap, tak sadar aku mundur beberapa langkah berpura-pura sibuk dengan anak-anak.. Sungguh mengejutkan sekali!!
Ku tak berani melihatmu, hanya ekor mataku saja yang melihat kau sedang menatap ke arahku seperti berpikir.. Iseng mata ini melirik ke arahmu ternyata kau tersenyum kepadaku..aku pun membalasnya..kitapun tertawa dan trsenyum di antara anak-anak itu,,singkat memang karena tiba-tiba kau pergi menjauh dan tetap seskali menoleh padaku...

Senang?? Mungkin...

Sepanjangku bermain dengan anak-anak, aku mencari-cari dirimu..tapi tak terlihat di malam yang gelap itu...aku pun pasrah, mungkn itu pertmuan terakhir untuk beberapa tahun lagi..
Kesedihanku mulai memudar ketika kumelihatmu muncul dimana aku berada..tawa dan suaramu yang khas membuatku menoleh darimana arah suara itu datang... Lucu rasanya curi-curi pandang denganmu... Lagi-lagi kau mencairkn suasana dengan membuat lawakan,,aku hnya mendengar sambil tersenyum..ingin rasanya ikut nimbrung, tp aku malu..hanya bisa menatap dan curi-curi pandang saja..itu sdh cukup bagiku untuk melepas rindu..

Sedih?? Mungkin..
Karena tak akan bertemu dengannya lagi...

Akankah aku bertemu denganmu lagi di beberapa tahun kedepan lagi??
Jujur, aku ingin...dan kuharap di saat kita bertemu, tak hanya menatap dan curi-curi pandang dan senyum saja..tapi aku ingin kita seperti 11 tahun yang lalu..

(17 September 2011)

Bagaimana Kita Menyikapinya?

Di saat masa krisis mungkin kita akan terlalu fokus dengan kekrisisan pribadi kita.. Namun kadang, di saat itulah datang orang-orang di sekeliling kita yang tidak segan-segan meminta pertolongan atau membutuhkan kita..

Kadang kita menghiraukan mereka, karena kita pun sudah stres/penat dengan keadaan kita sendiri..

Tapi, sadarkah kita di saat itulah Tuhan menguji kita, ingin mengetahui apa yang akan kita lakukan..

Apakah kita akn membantu teman kita, walaupun keadakaan kita sama buruknya dengan mereka ??
Apakah kita malah tidak memperdulikan mereka, karena merasa diri kita sdh terlalu terbebani dengan perrmasalahan yang ada ??

Taukah anda, di saat Yesus berada diambang antara hidup dan mati untuk disalibkan, Dia masih memikirkan murid-muridNya, dan memberkati mereka lewat perjamuan kudus.. Dia tahu apa yang akan Dia hadapi nanti, yakni penderitaan di kayu salib.. tapi Dia tdk terlalu fokus terhadap permasalahanNya, namun Dia masih memikirkan murid-muridNya itu dan memberikan peringatan akan hal yang akan mereka hadapi nanti..
Jadi, apakah anda akan menjadi orang yang tidak memperdulikan orang-orang di sekeliling anda, karena anda terlalu sibuk dengan keadaan anda sendiri??

Ataukah anda akan menjadi orang yang tetap membantu mereka dsekeliling anda, wlwpn anda sedang mengalami pergumulan yang sangat dasyat??
semuanya tergantung bagaimana anda menyikapi makna dari kehidupan anda di dunia ini..dan makna Yesus Kristus di dalam hidup anda..

Rabu, 16 Januari 2013

Tolong Kami ya Tuhan!

Tuhan Yesus...
Saya adalah seorang manusia biasa yg tak sempurna..
Saya udh ngga kuat menghadapi IBLIS ITU..
Saya bukanlah Engkau yg Maha Sabar..kesabaran saya ada batasnya..

Tuhan..Engkau yg bilang cobaan yg Kau berikan tak melebihi kekuatan saya..dan saat ini saya udh ngga sanggup lagi Tuhan!

Saya udh ngga tau hrs bagaimana lg menghadapinya.. Hanya membuat saya emosi tingkat tinggi, teriak kencang2, dan membuat aura di dlm diri saya menjadi panas terbakar dan ingin memukul apapun yg ada di dpn muka saya..

Engkau lihat sendiri betapa KURANG AJAR nya dia yg memaki2, mengatai, mengutuk ibu kandungnya dan menganggap beliau bukanlah ibunya..
Saya masih terima klo saya dan kakak saya dimaki2 sm dia,,tp tidak untuk IBU KANDUNG SAYA!!

Tuhan Yesus,,
Saya tau Engkau tdklah tidur dan membiarkan semua ini begitu saja..KekuatanMu melebihi di atas segala kuasa jahat di dunia ini..
Saya hanya bisa pasrah,,saya serahkan semuanya kepadaMu ya Tuhan.. Biarlah Engkau bertindak adil atas semua kejadian ini.. Saya tau Engkau akan membantu kami yg dicerca, dan MEMUSNAHKAN IBLIS yg jahat!

Di dalam NamaMu Yesus Kristus,, Bapa dan Juru Selamat kami yg Hidup, kami serahkan diri kami kedalam tanganMu.. Terjadilah seperti apa yg Engkau Inginkan

Bagaimana Kita Menyikapinya?

Di saat masa krisis mgkn kita akn trlalu fokus dg kekrisisan pribadi kita.. Namun kadang, di saat itulah datang org2 d sekeliling kita yg tdk segan2 meminta pertolongan atau membutuhkan kita..
Kdg kita menghiraukan mereka, krn kita pun sdh stres dg keadaan kita sendiri..
Tapi, sadarkah kita di saat itulah Tuhan menguji kita, ingin mengetahui apa yg akan kita lakukan..
Apakah kita akn membantu teman kita, wlwpn keadakaan kita sm buruknya dg mereka..??
Apakah kita malah tdk memperdulikan mereka, karena merasa diri kita sdh trlalu terbebani dg prmslhn yg ada..??

Taukah anda, di saat Yesus berada diambang antara hidup dan mati untuk disalibkan, Dia masih memikirkan murid2nya, dan memberkati mereka lewat perjamuan kudus.. Dia tahu apa yg akan dia hadapi nanti, yakni penderitaan di kayu salib.. tapi Dia tdk terlalu fokus terhadap permasalahanNya, namun Dia masih memikirkan murid2Nya itu dan memberikan peringatan akan hal yg akan mereka hadapi nanti..

jadi, apakah anda akn menjadi orang yang tdk memperdulikan org2 d sekeliling anda, krn anda trlalu sibuk dg keadaan anda sendiri??
ataukah anda akn menjadi org yg ttp membantu org2 dsekeliling anda, wlwpn anda sdg mengalami pergumulan yg sgt dasyat??
semuanya tergantung bagaimana anda menyikapi makna dr kehidupan anda di dunia ini..dan makna Yesus Kristus di dalam hidup anda..

Jeritan Manusia yang Berdosa


ya Tuhanku...
maafkanlah hamba-hambaMu ini Tuhan..
bencana ini memanglah patut kami dapatkan..bencana itu ada karena kesalahan kami yang tidak sadar dengan keadaan lingkungan kami yang sudah mulai melemah...
Maafkan kami yang hanya bisa berteriak menyalahkan pemerintah atas bencana ini..
maafkan kami juga yang berteriak menyalahkan Engkau atas bencana ini..
Sadarkan kami Tuhan..sadarkan kami atas apa yang telah kami perbuat..
sadarkan kami untuk tidak selalu berteriak menyalahkan..
sadarkan kami untuk mengevaluasi diri dari bencana-bencana yang sudah pernah kami alami..
sadarkan kami untuk tidak melakukan kesalahan yang sama yaitu merusak dan menyakiti lingkungan kami..

Sadarkan kami baik rakyat kecil sampai pemerintah dan rakyat terkaya..
yang selalu membuang sampah ke sungai atau kali,,
yang membangun rumah tidak permanen dan permanen di pinggir sungai atau kali,
membangun tempat tinggal tanpa ijin di kawasan garis batas sepadan sungai yang tidak seharusnya menjadi kawasan tempat tinggal,,
berlomba-lomba membangun gedung-gedung tinggi dan menara pencakar langit dan apartemen dengan fasilitas yang menjanjikan dengan menggarap lahan kosong yang seharusnya untuk Ruang Terbuka Hijau,,
lebih mementingkan lingkungan kami dihiasi dengan gedung-gedung mewah, dan menghilangkan pohon-pohon dan ruang terbuka hijau yang seharusnya menjadi tempat untuk resapan air dikala hujan menerjang,,
berlomba-lomba memiliki kendaraan roda empat dan roda 2 dengan jumlah banyak dan tentunya berbeda merek sehingga memenuhi jalanan yang sudah tidak bisa menampung banyaknya jumlah kendaraan dijaman ini,,
berlomba-lomba membuka lapak dagangan kaki lima di sepanjang pinggir jalan raya, yang seharusnya menjadi pedestrian bagi pejalan kaki, sehingga pejalan kaki pun nekat untuk jalan di jalan raya dan terjadilah kecelakaan lalu lintas, tentunya pihak kendaraan yang menjadi tersangka dan bulan-bulanan masa,,
para kendaraan dengan plat pemerintah yang menggunakan sirine yang dengan sesuka hatinya  memaksa ingin selalu duluan lewat, padahal keadaan dijalanan sudah sangat padat dan tidak ada celah untuk menyelip,,
para pejabat yang tidak bisa menyadari keadaan yang nyata di jalanan ibu kota, yang ingin selalu jalanan yang mereka lalui itu lancar tanpa ada gangguan sedikit pun, bahkan mengalahkan mobil ambulance yang sedang membawa pasien gawat darurat yang seharusnya duluan melintasi jalanan tersebut,,

Ampunilah kami Tuhan,,
kami rakyat kecil yang selalu bersungut-sungut menyalahkan kaum rakyat terkaya yang menurut pandangan kami tidak memiliki hati nurani untuk saling menopang kepada yang berkekurangan...
Ampunilah kami Tuhan,,
rakyat terkaya dan pemerintah yang selalu menyalahkan kaum rakyat terkecil yang tinggal di daerah yang bukan untuk kawasan pemukiman, dan berdagang di sepanjang pinggir jalan raya sehingga membuat lahan menjadi padat...
Ampunilah kami ya Tuhan,,
Kami selalu saling menyalahkan satu dengan yang lainnya, bagaikan binatang yang sedang berkelahi untuk mempertahankan kawasannya, berkelahi untuk mengetahui siapa yang terkuat yang akan berkuasa di kawasannya..

Ya Tuhan,,jika memang seperti ini yang akan terjadi untuk dimasa yang akan datang...kami pun menerima jika Engkau ingin membinasakan dan menghancurkan bumi ini dan manusia yang menghuni bumi ini,,dan menggantinya dengan bumi yang baru yang benar-benar masih semula bagaikan anak bayi yang baru lahir, dan manusia baru yang lebih betannggungjawab dengan bumi yang telah Engkau berikan..

Ya Tuhan,,inilah kami manusia yang sudah penuh dengan dosa dan cela, yang tidak pantas untuk menerima SurgaMu dan hidup yang kekal selamanya, namun patutlah kami masuk dalam Neraka dan kekelaman serta mati dalam kebinasaan..

Engkaulah Tuhan yang menjadi Sutradara dari perjalanan hidup kami..
Engkaulah Tuhan yang menjadi Presiden Direktur pada kejayaan dan kekayaan kami..
Engkaulah Tuhan yang Pemilik dari kehidupan kami....
Engkaulah Tuhan diatas segala tuhan...
Engkaulah Tuhan yang empunya Kerajaan Surga, yang memiliki Kekuasaan atas bumi dan langit, yang mempunyai Kemuliaan sampai selama-lamanya.. Amin